- apakah semua orang harus melakukan seks? iya, karena seks adalah hal yang romantis dan menggairahkan
- berarti, orang dewasa aja yang harus melakukan hubungan seks? iya, karena sejak usia kita sudah dewasa barulah sudah mencapai masa birahi
- apakah kalo melakukan seks kita bisa hamil? iya, apabila kita tidak pakai kondom , kalu pakai kondom ya tidak hamil
- kalau melakukan hubungan seks hanya sekali sekali bisa hamil nggak?tidak, Jika Anda ingin menunda kehamilan, Anda dan suami Anda bisa menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom. Kondom sekarang tidak hanya dibuat untuk pria, tetapi juga ada kondom yang diperuntukkan untuk wanita. Becinta dengan memakai kondom memang terasa kurang memuaskan
- kalau hanya tidur berdua tapi tidak melakukan apa-apa apakah bisa hamil juga? tidak, karena tidak melakukan hubungan seks
- aku pernah dengar ada orang yang sering melakukan hubungan seks tapi kok gak hamil ya? karena dia memakai alat pengaman yaitu kondom, atau berupa obat yitu pil KB
- apa dari akibat pergaulan bebas? Penyakit HIV / AIDS ,Hamil di luar Nikah,Ketergantungan obat-obatan,Tawuran , Pemerkosaan
- aku sering denger istilah homo atau lesbi , itu apa sih? “Maho” dengan arti yang bermacam-macam, dan lahirlah istilah maho=”manusia homo+seksual. Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan
- mengapa bisa terjadi homoseks dan lesbian? Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama lesbi adalah rasa ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau genderyang sama
- sodomi itu apa ? mengapa ada sodomi? Sodomi adalah istilah hukum yang digunakan dalam untuk merujuk kepada tindakan seks "tidak alami" yang bergantung pada yuridiksinya dapat terdiri atas seks oral atau seks anal atau semua bentuk pertemuan organ non-kelamin dengan alat kelamin, baik dilakukan secara heteroseksual, homoseksual, atau antara manusia dan hewan, karena hormon yg berbeda
- apakah 'Bencong' bisa berhubungan seksual? bisa, karena ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama
- seks oral itu apa sih ? adalah aktivitas seksual dengan memberikan stimulasi alat kelamin pasangan seks dengan menggunakan mulut, lidah, gigi
- kalo anal seks itu apa ?Anal seks adalah salah satu aktifitas seksual yang paling berisiko
- kenapa laki-laki kalo ngeliat perempuan, kemaluan/alat klaminnya jadi tegang? karena adanya gairah seks yang tumbuh di dalam didiri laki-laki
- apa saja hal-hal yg dapat merangsang ? meniup di daerah bagian leher, mengelitikan kaki dan paha, meniup kuping dan kluarkan desahan
- mastrubasi itu apa ? masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual
- apa pengaruh masturbasi terhadap kesehatan ? Bahaya onani sangat banyak dan mengancam kesehatan tubuh. Terlalu sering beronani berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikis.
- mengapa kita bisa terjerumus ke dalam hal-hal porno? karena kita sudah di tumbuhi masa pertumbuhan yg di sebut birahi/masturbasi
- aku pernah dengar ada orang yang di perkosa gara-gara nonton film india, apa hubungannya? karena film india meninjukan film di atas umur 18 thn keatas
- mengapa bisa terjadi perkosaan? karena adanya hawa nafsu gara2 nonton film porno
- virgin itu apa? adalah jenis kelamin wanita
- binatang punya seks gak? punya karena buat perkembang biakan
Senin, 08 Desember 2014
Bab 8 (seks
Senin, 20 Oktober 2014
SI JAMBUL KUNING YANG TERANCAM PUNAH
Kakatua Jambul Kuning Terancam Punah Akibat Perdagangan Ilegal
kakatua kecil jambul kuning merupakan jenis kakatua dengan daerah persebaran yang paling luas di Indonesia. Jenis ini tersebar di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Namun, wilayah persebaran yang luas bukanlah jaminan bagi kelestarian jenis paruh bengkok ini. Kakatua kecil jambul kuning justru merupakan jenis kakatua paling terancam punah di Indonesia saat ini."Semua anak jenis kakatua kecil jambul kuning menghadapi ancaman dari perburuan untuk diperdagangkan. Sejak 1980, jenis ini diekspor secara rutin dari Denpasar ke San Fransisco, Amerika Serikat. Selama rentang 1981-1992 sebanyak hampir 97 ribu ekor kakatua kecil jambul kuning diekspor keluar Indonesia. Itu angka yang tercatat resmi saja," kata Fahrul.
Lebih jauh Fahrul memaparkan, jenis ini masuk Lampiran I Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), yang artinya sama sekali tidak boleh diperdagangkan secara komersil. Selain itu, kakatua kecil jambul kuning juga masuk dalam daftar jenis yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7/1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.
"Setelah ekspor dilarang, kegiatan perdagangan ilegal ternyata tak juga berhenti. Pada 1993, lebih dari seribu ekor kakatua dengan ciri khas jambul dan bulu penutup-telinga berwarna kuning ini diselundupkan melalui Singapura ke pasar global," kata juru bicara LSM Burung Indonesia yang berpusat di Bogor itu.Fahrul juga menyebut, ancaman lainnya diperparah dengan degradasi habitat yang menempatkan kakatua kecil jambul kuning ke dalam daftar jenis burung yang terancam punah. Kakatua kecil jambul kuning telah dinyatakan kritis oleh lembaga konservasi dunia (IUCN) sejak tahun 2000.
"Status kritis ini menobatkan kakatua kecil jambul kuning menjadi salah satu dari 18 jenis burung di Indonesia dengan status keterancaman tertinggi. Perlu perlindungan khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Perlindungan ini harus mencakup jenis dan habitatnya. Penegakkan hukum juga diperlukan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku penangkapan dan perdagangan," tutup Fahrul
Dari enam jenis burung kakatua di Indonesia, yang paling terancam punah adalah kakatua jambul kuning. Kakatua jambul kuning dijual secara ilegal ke Singapura dan AS.
Demikian disampaikan Communication and Media Relation Burung Indonesia, Fahrul P Amama dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (1/12/2010). Menurutnya, di dunia ada 13 jenis burung paruh bengkok bermarga Cacatua. Enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia, dan sebagian besar berada di Maluku.
Keenam jenis kakatua tersebut adalah kakatua putih (Cacatua alba), kakatua tanimbar (Cacatua goffiniana), kakatua rawa (Cacatua sanguinea). Selanjutnya ada kakatua maluku (Cacatua moluccensis), kakatua koki (Cacatua galerita) dan kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea).
"Status kritis ini menobatkan kakatua kecil jambul kuning menjadi salah satu dari 18 jenis burung di Indonesia dengan status keterancaman tertinggi. Perlu perlindungan khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Perlindungan ini harus mencakup jenis dan habitatnya. Penegakkan hukum juga diperlukan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku penangkapan dan perdagangan," tutup Fahrul.
Senin, 06 Oktober 2014
16 Jenis Burung Elang Di Pulau Jawa
Burung Elang seringkali dijadikan simbol kegagahan. Itu antara lain karena Burung Elang adalah satu - satunya burung yang mampu terbang lebih tinggi dari burung - burung lainnya. Burung Elang ini adalah termasuk burung pemangsa yang keberadaannya terdapat di banyak tempat di Bumi ini.
Salah satu tempat yang populer bagi Burung Elang adalah Pulau Jawa. Dan berikut ini 16 jenis Burung Elang Di Pulau Jawa yang sebaiknya Anda ketahui.
1. Elang Hitam ( Ictinaetus malayensis / Indiana Black Eagle) Temnick, 1822
Burung berukuran sedang ( 70cm ), namun tampak besar ketika terbang. Cukup dominan dalam hal bertarung sehingga memiliki survival rate yang cukup tinggi. Tersebar di ketinggian 300 - 2000mdpl. Cukup umum dijumpai di hutan primer hingga perkebunan, terkadang suka nyelonong masuk ke desa pinggir hutan. Sesuai namanya, elang ini berwarna hitam kelam kecuali pada individu muda yang memiliki corak menyerupai Elang Brontok
Ciri Khas
Sayap yang membusur membentuk huruf “C”, membulat dan memilki garis tebal berwarna putih di tepi sayap. Ekor pendek terkadang mengipas. Bagian mata tidak berbulu berwarna kuning. Warna bulu dominan coklat tua hingga hitam, tutul - tutul putih di dada dan perut.
Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding di ketinggian atau terbang gerilya diantara tajuk untuk berburu. Sangat suka bersuara, ribut dengan siulan “Kli - kliuw” atau “kliiw”. Memangsa ular, tikus, kadal, bajing dan hewan - hewan kecil lainnya.
3. Elang Jawa ( Spizaetus bartelsii / Javan Hawk - eagle ), Stresemann, 1924
Salah satu tempat yang populer bagi Burung Elang adalah Pulau Jawa. Dan berikut ini 16 jenis Burung Elang Di Pulau Jawa yang sebaiknya Anda ketahui.
1. Elang Hitam ( Ictinaetus malayensis / Indiana Black Eagle) Temnick, 1822
Burung berukuran sedang ( 70cm ), namun tampak besar ketika terbang. Cukup dominan dalam hal bertarung sehingga memiliki survival rate yang cukup tinggi. Tersebar di ketinggian 300 - 2000mdpl. Cukup umum dijumpai di hutan primer hingga perkebunan, terkadang suka nyelonong masuk ke desa pinggir hutan. Sesuai namanya, elang ini berwarna hitam kelam kecuali pada individu muda yang memiliki corak menyerupai Elang Brontok
Ciri Khas
Sayap yang menjari khas, kokoh dan lebar membentang, terlihat sangat besar dengan ekor yang panjang. Dewasa: Warna bulu hitam pekat, kecuali pada ekor yang memilki corak agak kecoklatan. Remaja: Dada bercorak garis seperti Elang Brontok fase terang. Sera kuning, kaki kuning, jari kelingking pendek tidak proporsional.
Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding sambil terkadang mengeluarkan suara seperti Elang - ular Bido. Cukup aktif di pagi sampai siang hari. Terkadang terbang rendah di atas tajuk mencari mangsa berupa tikus, kadal, tupai, ayam, burung kecil dan hewan - hewan kecil lainnya.
2. Elang Ular - Bido ( Spilornis cheela / Crested Sherpent - eagle ) Latham, 1790
Burung berukuran sedang ( 50 - 60cm ), berisik dan sangat mudah dijumpai di semua ketinggian. Jenis burung yang adaptif, bisa ditemui di berbagai macam habitat mulai dari hutan primer, hutan skunder, perkebunan, hutan pantai, savanna dan terkadang sampai di perkampungan penduduk. Walaupun namanya Elang - ular, tapi tidak selalu memakan ular.
Sayap yang menjari khas, kokoh dan lebar membentang, terlihat sangat besar dengan ekor yang panjang. Dewasa: Warna bulu hitam pekat, kecuali pada ekor yang memilki corak agak kecoklatan. Remaja: Dada bercorak garis seperti Elang Brontok fase terang. Sera kuning, kaki kuning, jari kelingking pendek tidak proporsional.
Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding sambil terkadang mengeluarkan suara seperti Elang - ular Bido. Cukup aktif di pagi sampai siang hari. Terkadang terbang rendah di atas tajuk mencari mangsa berupa tikus, kadal, tupai, ayam, burung kecil dan hewan - hewan kecil lainnya.
2. Elang Ular - Bido ( Spilornis cheela / Crested Sherpent - eagle ) Latham, 1790
Burung berukuran sedang ( 50 - 60cm ), berisik dan sangat mudah dijumpai di semua ketinggian. Jenis burung yang adaptif, bisa ditemui di berbagai macam habitat mulai dari hutan primer, hutan skunder, perkebunan, hutan pantai, savanna dan terkadang sampai di perkampungan penduduk. Walaupun namanya Elang - ular, tapi tidak selalu memakan ular.
Sayap yang membusur membentuk huruf “C”, membulat dan memilki garis tebal berwarna putih di tepi sayap. Ekor pendek terkadang mengipas. Bagian mata tidak berbulu berwarna kuning. Warna bulu dominan coklat tua hingga hitam, tutul - tutul putih di dada dan perut.
Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding di ketinggian atau terbang gerilya diantara tajuk untuk berburu. Sangat suka bersuara, ribut dengan siulan “Kli - kliuw” atau “kliiw”. Memangsa ular, tikus, kadal, bajing dan hewan - hewan kecil lainnya.
3. Elang Jawa ( Spizaetus bartelsii / Javan Hawk - eagle ), Stresemann, 1924
Burung berukuran sedang ( 60cm ), sangat terkenal akan kelangkaannya. Pada masa orde baru dijadikan sebagai lambang negara Indonesia. Terlihat tampan dan gagah namun sebenarnya pengecut dan sangat mudah dikalahkan oleh elang jenis lain. Menempati hutan primer dan hutan skunder paa ketinggian 300mdpl. Sesuai namanya, endemik di Jawa.
Banyak orang mengira bahwa burung Garuda adalah spesies burung tersendiri. Sebenarnya, Elang Jawa adalah si garuda itu sendiri. Dengan kata lain, Garuda, lambang negara yang kita bangga - banggakan selama ini adalah sejenis Elang bernama Elang Jawa.
Ciri Khas
Sayap membulat dan menekuk sedikit ke atas ketika soaring. Kepala tidak terlalu kecil, proporsional dengan ekornya yang agak lebih panjang dari Elang brontok. Jambul khas di kepalanya terlihat saat hinggap. Warna dominan coklat merah, dada berwarna putih bercoret melintang pada burung dewasa dan cokelat polos pada burung muda. Beberapa ahli sering menyebutnya Nizaetus bartelsii.
Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding di atas tajuk untuk berburu. Sangat jarang bersuara, sangat pendiam dan anggun ketika terbang. Memangsa tikus, kadal, tupai, bajing, ayam hutan dan hewan - hewan kecil lainnya.
4. Elang Brontok ( Spizaetus cirrhatus / Changeable Hawk - eagle ), Gmelin, 1788
Burung berukurans edang ( 60cm ), sangat mirip dengan Elang Jawa. Sesuai namanya, memilki dua fase yakni fase gelap dan fase terang. Lebih tersebar luas dari saudaranya dan menempati habitat yang lebih beraneka - ragam. Memiliki banyak ras dan banyak bentuk, ada yang berjambul, ada yang tidak. Ada yang bilang nama virus brontok terinspirasi dari nama burung ini.
Beberapa ahli memasukkannya dalam genus Nizaetus, ada juga yang menyendirikan ras S. cirrhatus limnaetus menjadi ras tersendiri.
Kebiasaan
Sayap membulat dan menekuk sedikit ke atas, mirip dengan saudaranya Elang Jawa. Bedanya, ekor yang agak lebih pendek, dua spot terang di sayap serta garis vertikal di bagian dada pada fase terang.
Fase terang: Bagian bawah putih bercorak vertikal hitam mirip Elang hitam muda dan Elang Jawa. Bagian atas coklat pucat.
Fase peralihan: Bagian bawah keabu - abuan, bagian atas sama dengan fase terang.
Fase gelap: Berwarna hitam pekat mirip Elang Hitam dewasa, tapi tidak memiliki warna kuning di paruhnya.
5. Elang Laut Perut Putih ( Halieestus leucogaster / White - bellied sea Eagle ) Gmelin, 1788
Elang yang sangat spektakuler, berukuran sangat besar ( 70 - 85 cm ). Dengan ukurannya bisa dibilang sebagai raja lautan. Tersebar di pesisir pantai dan terkadang masuk ke hutan dataran rendah. Ada catatan hidup di dataran tinggi.
Elang ular-bido / crested sherpent-eagle ( Spilornis cheela )
Elang yang sangat spektakuler, berukuran sangat besar ( 70 - 85 cm ). Dengan ukurannya bisa dibilang sebagai raja lautan. Tersebar di pesisir pantai dan terkadang masuk ke hutan dataran rendah. Ada catatan hidup di dataran tinggi.
Ciri Khas
Ukuran yang sangat besar, sayap kokoh panjang dan lebar, kepala panjang serta ekor sangat pendek membentuk baji. Warna dominan putih, sayap membentuk pola hitam bagian atas dan hitam - putih di bagian bawah. Juvenile: warna putih digantikan warna coklat agak pucat.
Kebiasaan
Terbang rendah di atas air lalu menyambar mangsanya, berupa ikan atau terkadang burung lain. Bersura nyaring “ah..ah””
6. Elang Tiram ( Pandion halieestus / Osprey ) Linneus, 1758.
Burung berukuran sedang ( 60cm ). Tidak termasuk dalam family acciptridae, tapi dipisahkan dalam family tersendiri yaitu Pandinidae. Sayangnya dalam Bahasa Indonesia namanya tetap disebut “Elang”. Tersebar di pesisir pantai.
Ukuran yang sangat besar, sayap kokoh panjang dan lebar, kepala panjang serta ekor sangat pendek membentuk baji. Warna dominan putih, sayap membentuk pola hitam bagian atas dan hitam - putih di bagian bawah. Juvenile: warna putih digantikan warna coklat agak pucat.
Kebiasaan
Terbang rendah di atas air lalu menyambar mangsanya, berupa ikan atau terkadang burung lain. Bersura nyaring “ah..ah””
6. Elang Tiram ( Pandion halieestus / Osprey ) Linneus, 1758.
Burung berukuran sedang ( 60cm ). Tidak termasuk dalam family acciptridae, tapi dipisahkan dalam family tersendiri yaitu Pandinidae. Sayangnya dalam Bahasa Indonesia namanya tetap disebut “Elang”. Tersebar di pesisir pantai.
Ciri Khas
Warna hitam - putih yang mencolok, topeng berwarna hitam serta bentuk sayap yang khas, panjang dan agak meruncing.
Kebiasaan
Terbang menangkap mangsa di air atau di udara. Suka bertengger di tiang - tiang dermaga atau di atas kapal
7. Elang Ular Jari Pendek. ( Circaetus gallicus / Short - toed Snake - eagle ) Gmelin, 1788
Berukuran besar ( 65 cm ), kekar dan pucat. Dalam Buku “Panduan Lapangan: Burung di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali” oleh McKinnon dijelaskan burung ini adalah pengunjung musim dingin yang langka, sangat jarang terlihat. Pertemuan terbanyak ada di TN. Baluran di Situbondo, Jawa Timur.
Ciri Khas
Tubuh kekar, bagian atas coklat keabu - abuan, bagian bawah putih dengan coretan gelap, tenggorokan dan dada coklat. Terdapat garis - garis melintang yang samar pada perut dan empat garis melintang yang samar pada ekor. Remaja berwarna lebih pucat dari dewasa. Pada waktu terbang, sayap terlihat lebar dan panjang, dengan garis panjang mencolok pada penutup sayap dan bulu terbang. Iris kuning, paruh hitam dengan sera abu - abu, kaki kehijauan.
Kebiasaan
Menghuni pinggir hutan dan semak sekunder. Terbang melingkar dan meluncur dengan sayap yang cibentangkan lurus dan datar. Seperti alap - alap raksasa, sering melayang - layang diam sambil mengepakkan sayapnya.
8. Elang Tikus ( Elanus caeraleus / Black - winged Kite ) Desfontaines, 1789
Berukuran sedang ( 30 - 45cm ) dengan cara terbang yang unik. Sekilas mirip dengan alap - alap, namun sayapnya lebih membulat dan warna matanya yang terang. Tersebar di dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 2000mdpl. Termasuk dalam golongan “kite” yang berarti suka melakukan terbang hovering yang jarang bisa dilakukan oleh jenis lainnya.
Elang jawa / javan hawk-eagle ( Spizaetus bartelsii )
Elang brontok / changeable hawk-eagle ( Spizaetus cirrhatus )
Elang bondol / brahminy kite ( Haliastur indus )
Tubuh kekar, bagian atas coklat keabu - abuan, bagian bawah putih dengan coretan gelap, tenggorokan dan dada coklat. Terdapat garis - garis melintang yang samar pada perut dan empat garis melintang yang samar pada ekor. Remaja berwarna lebih pucat dari dewasa. Pada waktu terbang, sayap terlihat lebar dan panjang, dengan garis panjang mencolok pada penutup sayap dan bulu terbang. Iris kuning, paruh hitam dengan sera abu - abu, kaki kehijauan.
Kebiasaan
Menghuni pinggir hutan dan semak sekunder. Terbang melingkar dan meluncur dengan sayap yang cibentangkan lurus dan datar. Seperti alap - alap raksasa, sering melayang - layang diam sambil mengepakkan sayapnya.
8. Elang Tikus ( Elanus caeraleus / Black - winged Kite ) Desfontaines, 1789
Berukuran sedang ( 30 - 45cm ) dengan cara terbang yang unik. Sekilas mirip dengan alap - alap, namun sayapnya lebih membulat dan warna matanya yang terang. Tersebar di dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 2000mdpl. Termasuk dalam golongan “kite” yang berarti suka melakukan terbang hovering yang jarang bisa dilakukan oleh jenis lainnya.
Ciri Khas
Memiliki bercak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Dewasa: warna mahkota, punggung, sayap pelindung, dan bagian pangkal ekor abu - abu; muka, leher, dan bagian bawah putih. Remaja: bercorak warna coklat. Pada saat mencari mangsa, suka melayang - layang diam sambil mengepak - ngepakkan sayap. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, serta kaki kuning. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, kaki kuning.
Kebiasaan
Bertengger pada pohon mati atau tiang telepon. Melayang - layang di atas mangsanya seperti diuraikan di atas. Suka berburu di daerah yang kering terbuka dengan pohon yang terpencar - pencar. Memangsa Belalang, ular, tikus atau burung yang masih muda.
9. Elang Bondhol ( Haliastur indus / Brahminy Kite ) Boddaert, 1783
Berukuran sedang ( 45cm ). Cukup terkenal sebagai maskot kota Jakarta, walaupun populasinya sangat mengenaskan di kotanya. Anda bisa mengenalinya dengan melihat logo busway. Sekilas mirip dengan Elang Botak dari Amerika, tapi ukurannya jelas jauh lebih kecil. Termasuk dalam golongan “Kite” yang berarti memilki keahlian terbang hovering yang jarang dimilki jenis lainnya.
Memiliki bercak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Dewasa: warna mahkota, punggung, sayap pelindung, dan bagian pangkal ekor abu - abu; muka, leher, dan bagian bawah putih. Remaja: bercorak warna coklat. Pada saat mencari mangsa, suka melayang - layang diam sambil mengepak - ngepakkan sayap. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, serta kaki kuning. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, kaki kuning.
Kebiasaan
Bertengger pada pohon mati atau tiang telepon. Melayang - layang di atas mangsanya seperti diuraikan di atas. Suka berburu di daerah yang kering terbuka dengan pohon yang terpencar - pencar. Memangsa Belalang, ular, tikus atau burung yang masih muda.
9. Elang Bondhol ( Haliastur indus / Brahminy Kite ) Boddaert, 1783
Berukuran sedang ( 45cm ). Cukup terkenal sebagai maskot kota Jakarta, walaupun populasinya sangat mengenaskan di kotanya. Anda bisa mengenalinya dengan melihat logo busway. Sekilas mirip dengan Elang Botak dari Amerika, tapi ukurannya jelas jauh lebih kecil. Termasuk dalam golongan “Kite” yang berarti memilki keahlian terbang hovering yang jarang dimilki jenis lainnya.
Ciri Khas
Berukuran sedang ( 45 cm ), berwarna putih dan coklat pirang. Dewasa: kepala, leher, dan dada putih; sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh renaja kecoklatan dengan coretan pada dada.
Warna berubah menjadi putih keabu - abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Perbedaan antara burung muda dengan Elang Paria pada ujung ekor membulat dan bukannya menggarpu. Iris coklat, paruh dan sera abu - abu kehijauan, tungkai dan kaki kuning suram.
Kebiasaan
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang - ulang.
Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan.
Makanannya sangat bervariasi. Di perairan diantaranya memakan kepiting, udang, dan ikan; juga memakan sampah dan ikan sisa tangkapan nelayan. Di daratan memangsa burung, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.
Berukuran sedang ( 45 cm ), berwarna putih dan coklat pirang. Dewasa: kepala, leher, dan dada putih; sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh renaja kecoklatan dengan coretan pada dada.
Warna berubah menjadi putih keabu - abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Perbedaan antara burung muda dengan Elang Paria pada ujung ekor membulat dan bukannya menggarpu. Iris coklat, paruh dan sera abu - abu kehijauan, tungkai dan kaki kuning suram.
Kebiasaan
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang - ulang.
Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan.
Makanannya sangat bervariasi. Di perairan diantaranya memakan kepiting, udang, dan ikan; juga memakan sampah dan ikan sisa tangkapan nelayan. Di daratan memangsa burung, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.
Ciri Khas
Warna dewasa, tubuh bagian atas abu-abu biru dengan ujung putih yang jarang pada bulu punggung dan garis - garis melintang samar pada bulu ekor terluar. Tubuh bagian bawah putih terdapat sapuan merah karat yang samar pada dada dan sisi tubuh dengan sedikit garis abu - abu pada paha.
Sayap bawahnya sangat khas seluruhnya terlihat putih kecuali ujung bulu primer yang hitam. Remaja tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah putih terdapat garis - garis gelap pada ekor, coretan pada tenggorokan serta garis-garis pada dada dan paha. Paruh abu - abu dengan ujung hitam , sera dan kaki jingga, iris merah atau coklat.
Kebiasaan
Mengunjungi daerah terbuka sampai pada ketinggian 900 mdpl pada musim dingin di seluruh Sunda Besar. Setiap Oktober melewati Puncak ( Bogor ) dan Bali Barat dalam jumlah besar. Biasanya berburu di tenggeran, tetapi kadang - kadang terbang melingkar di atas, dan menerkam mangsanya dari tanah.
11. Elang Alap Jepang ( Accipiter gularis / Japanese Sparrowhawk ) Temminck And Schlegel, 1844
Raptor migrant dari belahan Bumi utara, bertamu ke Indonesia bulan September - Desember. Burung yang cukup atraktif, lebih gesit dan lebih lincah dari 2 saudara kembarnya Elang - alap besra dan Elang - alap Jambul. Ukurannya juga paling kecil ( 27 cm ) dibandingkan 2 saudaranya. Sering juga disebut Elang - alap Nippon.
Warna dewasa, tubuh bagian atas abu-abu biru dengan ujung putih yang jarang pada bulu punggung dan garis - garis melintang samar pada bulu ekor terluar. Tubuh bagian bawah putih terdapat sapuan merah karat yang samar pada dada dan sisi tubuh dengan sedikit garis abu - abu pada paha.
Sayap bawahnya sangat khas seluruhnya terlihat putih kecuali ujung bulu primer yang hitam. Remaja tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah putih terdapat garis - garis gelap pada ekor, coretan pada tenggorokan serta garis-garis pada dada dan paha. Paruh abu - abu dengan ujung hitam , sera dan kaki jingga, iris merah atau coklat.
Kebiasaan
Mengunjungi daerah terbuka sampai pada ketinggian 900 mdpl pada musim dingin di seluruh Sunda Besar. Setiap Oktober melewati Puncak ( Bogor ) dan Bali Barat dalam jumlah besar. Biasanya berburu di tenggeran, tetapi kadang - kadang terbang melingkar di atas, dan menerkam mangsanya dari tanah.
11. Elang Alap Jepang ( Accipiter gularis / Japanese Sparrowhawk ) Temminck And Schlegel, 1844
Raptor migrant dari belahan Bumi utara, bertamu ke Indonesia bulan September - Desember. Burung yang cukup atraktif, lebih gesit dan lebih lincah dari 2 saudara kembarnya Elang - alap besra dan Elang - alap Jambul. Ukurannya juga paling kecil ( 27 cm ) dibandingkan 2 saudaranya. Sering juga disebut Elang - alap Nippon.
Ciri Khas
Jantan dewasa: tubuh bagian atas abu - abu, ekor abu - abu dengan beberapa garis melingkar gelap, dada dan perut merah karat pucat dengan setrip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Betina: tubuh bagian atas coklat ( bukan abu - abu ), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris - garis coklat melintang rapat. Dada remaja: lebih banyak coretan daripada garis - garis melintang dan lebih merah karat. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu - abu dengan ujung hitam, sera dan kaki kuning - hijau.
Kebiasaan
Berburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Biasanya berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang - kadang terbang berputar - putar untuk mengamati tanah di bawahnya dengan cara terbang “kepak - kepak - luncur” yang khas. Menyerang dengan agresif pendatang yang mendekati sarang.
12. Elang Alap Besra ( Accipiter virgatus / Besra ) Temminck, 1822
Burung berukuran sedang, sangat mirip dengan Elang - alap Jepang kecuali ukurannya yang lebih besar. Berbeda dengan saudaranya, Elang - alap Besra adalah reptor penetap yang jarang dijumpai di Pulau Jawa.
Jantan dewasa: tubuh bagian atas abu - abu, ekor abu - abu dengan beberapa garis melingkar gelap, dada dan perut merah karat pucat dengan setrip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Betina: tubuh bagian atas coklat ( bukan abu - abu ), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris - garis coklat melintang rapat. Dada remaja: lebih banyak coretan daripada garis - garis melintang dan lebih merah karat. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu - abu dengan ujung hitam, sera dan kaki kuning - hijau.
Kebiasaan
Berburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Biasanya berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang - kadang terbang berputar - putar untuk mengamati tanah di bawahnya dengan cara terbang “kepak - kepak - luncur” yang khas. Menyerang dengan agresif pendatang yang mendekati sarang.
12. Elang Alap Besra ( Accipiter virgatus / Besra ) Temminck, 1822
Burung berukuran sedang, sangat mirip dengan Elang - alap Jepang kecuali ukurannya yang lebih besar. Berbeda dengan saudaranya, Elang - alap Besra adalah reptor penetap yang jarang dijumpai di Pulau Jawa.
Ciri Khas
Berukuran sedang ( 33 cm ) mirip Elang Alap Jambul tetapi lebih kecil dan tanpa jambul. Warna jantan dewasa, tubuh bagian atas abu - abu gelap dengan ekor bergaris tebal, tubuh bagian bawah putih dengan garis melintang coklat dan sisi tubuh merah karat, tenggorakan putih dengan strip hitam di tengah, strip kumis hitam.
Kebiasaan
Duduk tenang di hutan menunggu mangsanya. Sering terlihat bertengger di pohon mati yang tinggi di hutan. Terbang mengitari teretori secara reguler.
13. Elang Alap Jambul ( Accipiter trivirgatus / Crested Goshawk ) Temminck, 1824
Burung ketiga yang kembar dengan Elang - alap Besra dan Elang - alap Jepang. Ukurannya paling besar diantara 2 saudaranya ( 40cm ), selain itu dia juga berjambul yang terlihat ketika bertengger.
Berukuran sedang ( 33 cm ) mirip Elang Alap Jambul tetapi lebih kecil dan tanpa jambul. Warna jantan dewasa, tubuh bagian atas abu - abu gelap dengan ekor bergaris tebal, tubuh bagian bawah putih dengan garis melintang coklat dan sisi tubuh merah karat, tenggorakan putih dengan strip hitam di tengah, strip kumis hitam.
Kebiasaan
Duduk tenang di hutan menunggu mangsanya. Sering terlihat bertengger di pohon mati yang tinggi di hutan. Terbang mengitari teretori secara reguler.
13. Elang Alap Jambul ( Accipiter trivirgatus / Crested Goshawk ) Temminck, 1824
Burung ketiga yang kembar dengan Elang - alap Besra dan Elang - alap Jepang. Ukurannya paling besar diantara 2 saudaranya ( 40cm ), selain itu dia juga berjambul yang terlihat ketika bertengger.
Ciri Khas
Tubuh tegap dengan jambul yang jelas. Jantan dewasa : tubuh bagian atas coklat abu - abu dengan garis - garis pada sayap dan ekor, tubuh bagian bawah merah karat, dada bercoretan hitam, ada garis - garis tebal hitam melintang pada perut dan paha yang putih.
Lehernya putih dengan setrip hitam menurun ke arah tenggorokan dan ada dua setrip kumis.Remaja dan betina : seperti jantan dewasa, tetapi coretan dan garis - garis melintang pada tubuh bagian bawah berwarna coklat serta tubuh bagian atas coklat lebih pucat.
Kebiasaan
Berburu di tenggeran yang rendah di laut. Selalu tinggal di hutan lebat. Pada waktu berbiak kadang - kadang memperlihatkan cara terbang yang khas, yaitu getaran sayap ( bulu putih pada sisi tubuhnya terlihat jelas ) berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.
14. Elang Ikan Kepala Abu ( Ichthyophaga ichthyaetus / Grey-headed Fish Eagle ) Horsefield, 1821
Berukuran besar ( 70 cm ), jarang terlihat. Di Jawa hanya tersebar di kawasan Jawa Barat, pernah tercatat di Jawa Timur tapi belum ada catatan baru.
Kebiasaan
Sering mengunjungi daerah perairan, sungai danau, dan paya di hutan dataran rendah. Menukik menerkam ikan ketika terbang atau dari posisi bertengger di pohon. Jarang terbang melayang - layang.
15. Elang Perut Karat ( Hieraaetus kienerii/ Rufous - bellied Eagle ) Geoggroy Saint Hilaire, 1835
Berukuran agak kecil, tersebar di hutan pegunungan. Jarang terlihat di Pulau Jawa, namun penghuni tetap sampai ketinggian 1500 mdpl. Jambulnya cukup unik ya?
Ciri Khas
Sayap membulat, berbeda dengan Elang - laut Perut - putih yang kokoh. Berwarna abu - abu, coklat, dan putih. Dewasa: kepala dan leher abu - abu, dada coklat; sayap dan punggung coklat gelap; perut, paha, dan pangkal ekor putih; ujung ekor bergaris lebar hitam. Remaja: bagian atas coklat kekuningan, bagian bawah bercoret coklat dan putih; ekor coklat mengkilap dengan ujung bergaris hitam. Ekor pendek. Iris coklat sampai kuning, paruh dan sera abu - abu, tungkai tanpa bulu, dan kaki putih sampai kuning.Kebiasaan
Sering mengunjungi daerah perairan, sungai danau, dan paya di hutan dataran rendah. Menukik menerkam ikan ketika terbang atau dari posisi bertengger di pohon. Jarang terbang melayang - layang.
15. Elang Perut Karat ( Hieraaetus kienerii/ Rufous - bellied Eagle ) Geoggroy Saint Hilaire, 1835
Berukuran agak kecil, tersebar di hutan pegunungan. Jarang terlihat di Pulau Jawa, namun penghuni tetap sampai ketinggian 1500 mdpl. Jambulnya cukup unik ya?
Ciri Khas
Berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih, dengan jambul pendek. Dewasa: mahkota, pipi, dan tubuh bagian bawah kehitaman; ekor coklat dengan garis hitam tebal dan ujung putih. Dagu, tenggorokan, dan dada putih bercoret hitam; sisi tubuh, perut, paha, dan bagian bawah ekor coklat kemerahan dengan coretan hitam perut.
Pada waktu terbang terlihat bercak bulat yang pucat pada pangkal bulu primer. Remaja: tubuh bagian atas coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada mata. Alis dan tubuh bagian bawah keputih - putihan. Iris merah, paruh kehitaman, sera dan kaki kuning.
Kebiasaan
Mendiami kawasan hutan di pinggir hutan, terlihat berputar - putar atau meluncur rendah di atas pohon. Terbang mengitari teretori, menyerang secara cepat mangsa di permukaan tanah atau di tajuk pohon, mirip dengan Peregrine Falcon.
16. Sikep Madu Asia ( Pernis ptilorhynchus / Oriental Honey Buzzard ) Temnick, 1821
Si burung lucu dari Bumi belahan utara. mengunjungi Indonesia pada bulan September - Desember, namun ada juga catatan ras penetap di Pulau Jawa. Berukuran sedang ( 60cm ) dengan kepala yang kecil da panjang, ciri khas Buzzard. Sering terjadi konflik antara burung ini dengan elang - elang penetap seperti Elang Hitam.
Berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih, dengan jambul pendek. Dewasa: mahkota, pipi, dan tubuh bagian bawah kehitaman; ekor coklat dengan garis hitam tebal dan ujung putih. Dagu, tenggorokan, dan dada putih bercoret hitam; sisi tubuh, perut, paha, dan bagian bawah ekor coklat kemerahan dengan coretan hitam perut.
Pada waktu terbang terlihat bercak bulat yang pucat pada pangkal bulu primer. Remaja: tubuh bagian atas coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada mata. Alis dan tubuh bagian bawah keputih - putihan. Iris merah, paruh kehitaman, sera dan kaki kuning.
Kebiasaan
Mendiami kawasan hutan di pinggir hutan, terlihat berputar - putar atau meluncur rendah di atas pohon. Terbang mengitari teretori, menyerang secara cepat mangsa di permukaan tanah atau di tajuk pohon, mirip dengan Peregrine Falcon.
16. Sikep Madu Asia ( Pernis ptilorhynchus / Oriental Honey Buzzard ) Temnick, 1821
Si burung lucu dari Bumi belahan utara. mengunjungi Indonesia pada bulan September - Desember, namun ada juga catatan ras penetap di Pulau Jawa. Berukuran sedang ( 60cm ) dengan kepala yang kecil da panjang, ciri khas Buzzard. Sering terjadi konflik antara burung ini dengan elang - elang penetap seperti Elang Hitam.
Ciri Khas
Kepala kecil dan panjang, ekor sering membentuk kipas. Berwarna hitam dengan jambul kecil. Warna sangat bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap dari dua ras yang berbeda yang masing - masing meniru jenis elang berbeda dalam pola warna bulu.
Terdapat garis - garis yang tidak teratur pada ekor. Semua bentuk mempunyai tnggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam,sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang: kepala relatif kecil, leher agak panjang menyempit, ekor berpola. Iris jingga, paruh abu - abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik ( terlihat jelas pada jarak dekat ).
Kebiasaan
Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang diikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon dan lebah sesuai namanya. Dia juga sering memakan serangga.
Kepala kecil dan panjang, ekor sering membentuk kipas. Berwarna hitam dengan jambul kecil. Warna sangat bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap dari dua ras yang berbeda yang masing - masing meniru jenis elang berbeda dalam pola warna bulu.
Terdapat garis - garis yang tidak teratur pada ekor. Semua bentuk mempunyai tnggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam,sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang: kepala relatif kecil, leher agak panjang menyempit, ekor berpola. Iris jingga, paruh abu - abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik ( terlihat jelas pada jarak dekat ).
Kebiasaan
Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang diikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon dan lebah sesuai namanya. Dia juga sering memakan serangga.
Berikut ini 16 spesies burung elang yang memiliki wilayah persebaran di Pulau Jawa:
- Elang hitam / indiana black eagle ( Ictinaetus malayensis )
- Elang laut perut-putih / white-bellied sea eagle ( Halieestus leucogaster )
- Elang tiram / osprey ( Pandion halieestus )
- Elang ular jari-pendek / short-toed snake-eagle ( Circaetus gallicus)
- Elang tikus / black-winged kite ( Elanus caeraleus )
- Elang alap china / chinese goshwak ( Accipiter soloensis )
- Elang alap jepang / japanese sparrowhawk ( Accipiter gularis )
- Elang alap besra ( Accipiter virgatus )
- Elang alap jambul / crested goshawk ( Accipiter trivirgatus )
- Elang ikan kepala-abu / grey-headed fish eagle ( Ichthyophaga ichthyaetus )
- Elang perut-karat / rufous-bellied eagle ( Hieraaetus kienerii )
- Sikep madu asia / oriental honey buzzard ( Pernis ptilorhynchus)
Untuk mengetahui karakteristik masing-masing jenis burung elang tersebut, termasuk suaranya, klik saja salah satu tautan / link di atas.
BIODATA
Hayy, Nama gua Adli Hakim Apriliawan biasa si di panggil Adli, tapi kebanyakan temen disekolah gua, manggil gua KOTEK. yahh karena di panggil kotek waktu kecil gua sering nyanyi lagu tek kotek kotek kotek anak ayam turun berkotek, yg jelas ya mungkin gua suka lagu anak-anak makanya gua di panggil KOTEK. Gua lahir di Jakarta pada tanggal 13 april 1998. Sekarang umur gua 16 tahun, gua tinggal di Jl. Semanan Raya Jakarta Barat. Sekarang gua sekolah di SMK Telkom Jakarta. Tujuannya masuk SMK ini sih gua ngkiutin jejak bapak gua soalnya di juga bekerja di Telkom Indonesia tepatnya berada di Sumur Bor cengkareng.\ . Saat ini gue kelas 11 Tel 3. gua itu suka ama orang yg sejalan ama gua
bae-bae ama nih orang bisa-bisa kepala lu bisa di patahin juga hehe:D
DUNIA BURUNG ELANG
Nama Ilmiah: Aquila chrysaetos/Golden Eagle
Lebar sayap: w 220-230 cm, m ~ 200 cm
Berat: w ca. 5 kg, m ca. 3,7 kg
Keterangan: sayap panjang, relatif ramping, terhampar dan datar selama penerbangan, dengan penyempitan mencolok di dasar sayap. Ekor panjang sedang, memproyeksikan kepala. Dewasa Goldden Eagles adalah keseluruhan berwarna coklat tua, dengan semburat kuning keemasan di bagian belakang leher dan bagian atas kepala. Burung muda dengan banyak bercak putih di hamster sayap dan ekor. Primary luas terhampar saat meluncur.
Habitat: Membuka atau sebagian terbuka lanskap. Dari daerah yang lebih tinggi dari pegunungan Eropa dan Asia dengan pemandangan tundra Asia Utara untuk steppelands dan hampir gurun seperti lanskap California, Mexiko dan Afrika Utara.
Distribusi: Terjadi di seluruh belahan bumi utara.
Kelangsungan hidup: tertua yang diketahui Golden Eagle dari alam berusia 32 tahun. Namun, ada kemungkinan bahwa burung-burung secara rutin mencapai usia lebih dari 35 tahun, dan di penangkaran hingga 50 tahun.
Suara: "kleeyak" atau "hee-ay" - keras, panggilan menggonggong.
Diet: Tergantung pada wilayah tersebut. Sedang mamalia berukuran dan burung; di Pegunungan
Alpen terutama marmut, rubah, kelinci gunung dan ptarmigan, dan di musim dingin terutama bangkai hewan permainan (paling sering chamois).
Perilaku sosial: Tetap sosial sepanjang tahun, teritorial, pasangan seumur hidup
Breeding.
biologi: 1-2 telur diletakkan pada akhir Maret / awal April, menetas muda pertama setelah sekitar 45 hari. Biasanya hanya cewek tunggal bertahan. Mampu penerbangan setelah sekitar 70 hari, biasanya pertengahan Juli hingga awal Augut.
Populasi (Alpen): sekitar. 1 300 pasang, yang di D ~ 60 peternakan pasang,
A ~ 350, F ~ 250, I ~ 300-400, CH ~ 300, FL ~ 1,
SLO ~ 0
Ancaman: The Golden Eagle adalah spesies yang berpotensi terancam dan dengan demikian tercantum dalam Lampiran 1 dari Uni Eropa Directive Birds. Gangguan ke sarang dan dalam wilayah berburu dari helikopter, olahraga udara, pendaki gunung dan pejalan kaki semua membuat masalah potensial. Penembakan Golden Eagles dilarang dan ilegal di seluruh Alpen.
Lebar sayap: w 220-230 cm, m ~ 200 cm
Berat: w ca. 5 kg, m ca. 3,7 kg
Keterangan: sayap panjang, relatif ramping, terhampar dan datar selama penerbangan, dengan penyempitan mencolok di dasar sayap. Ekor panjang sedang, memproyeksikan kepala. Dewasa Goldden Eagles adalah keseluruhan berwarna coklat tua, dengan semburat kuning keemasan di bagian belakang leher dan bagian atas kepala. Burung muda dengan banyak bercak putih di hamster sayap dan ekor. Primary luas terhampar saat meluncur.
Habitat: Membuka atau sebagian terbuka lanskap. Dari daerah yang lebih tinggi dari pegunungan Eropa dan Asia dengan pemandangan tundra Asia Utara untuk steppelands dan hampir gurun seperti lanskap California, Mexiko dan Afrika Utara.
Distribusi: Terjadi di seluruh belahan bumi utara.
Kelangsungan hidup: tertua yang diketahui Golden Eagle dari alam berusia 32 tahun. Namun, ada kemungkinan bahwa burung-burung secara rutin mencapai usia lebih dari 35 tahun, dan di penangkaran hingga 50 tahun.
Suara: "kleeyak" atau "hee-ay" - keras, panggilan menggonggong.
Diet: Tergantung pada wilayah tersebut. Sedang mamalia berukuran dan burung; di Pegunungan
Alpen terutama marmut, rubah, kelinci gunung dan ptarmigan, dan di musim dingin terutama bangkai hewan permainan (paling sering chamois).
Perilaku sosial: Tetap sosial sepanjang tahun, teritorial, pasangan seumur hidup
Breeding.
biologi: 1-2 telur diletakkan pada akhir Maret / awal April, menetas muda pertama setelah sekitar 45 hari. Biasanya hanya cewek tunggal bertahan. Mampu penerbangan setelah sekitar 70 hari, biasanya pertengahan Juli hingga awal Augut.
Populasi (Alpen): sekitar. 1 300 pasang, yang di D ~ 60 peternakan pasang,
A ~ 350, F ~ 250, I ~ 300-400, CH ~ 300, FL ~ 1,
SLO ~ 0
Ancaman: The Golden Eagle adalah spesies yang berpotensi terancam dan dengan demikian tercantum dalam Lampiran 1 dari Uni Eropa Directive Birds. Gangguan ke sarang dan dalam wilayah berburu dari helikopter, olahraga udara, pendaki gunung dan pejalan kaki semua membuat masalah potensial. Penembakan Golden Eagles dilarang dan ilegal di seluruh Alpen.
Langganan:
Postingan (Atom)